Unsur Politik Dalam Kasus Anwar Ibrahim – Anwar Ibrahim merupakan mantan Wakil perdana menteri dari negara Malaysia. Karena sebuah kasus yang menyeret Anwar Ibrahim beliau dipecat dari jabatan mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia. Anwar Ibrahim dipecat dari jabatan karena kasus sodomi. Dan kasus ini terulang kembali pada Anwar Ibrahim. Namun pada kasus yang kedua ini dari pihak Anwar Ibrahim sendiri mengatakan bahwa adanya unsur politik yang terdapat dalam tuduhan yang didakwakan oleh jaksa. Dalam pengadilan di Kuala Lumpur Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan bahwa ia tidak melakukannya sodomi. Anwar Ibrahim mengatakan bahwa pidana terhadap dirinya itu banyak bermuatan politik dan beliau mengatakan di mahkamah agung Malaysia. Dengan dakwaan jaksa yang ada pada Anwar Ibrahim dapat dijatuhi hukuman yaitu 20 tahun penjara dan juga dilarang berpolitik dalam kurun waktu 5 tahun lamanya jika memang tuduhan tersebut terbukti benar.
Muhammad Saiful Bukhari Azlan yang berumur 24 tahun merupakan korban sodomi yang dilakukan oleh Anwar Ibrahim. Seperti dalam dakwaan jaksa Saiful tersebut memberikan kesaksian secara mendetail atau rinci dalam kasus sodomi yang dilakukan oleh Anwar Ibrahim dalam dakwaan jaksa tersebut. Saiful Bukhari Azlan sendiri merupakan staf laki-laki dari Anwar Ibrahim. Sedangkan sodomi sendiri merupakan homoseksual yang sangat dilarang di negara Malaysia. Meski ini bukan merupakan dakwaan pertama kepada pemimpin oposisi yang dikenal sangat karismatik Anwar Ibrahim namun tilas DNA yang dilakukan pada Muhammad Saiful ditemukan dalam pemeriksaan medis nya. Namun tuduhan dari dakwaan Jaksa tersebut dibantah oleh Anwar Ibrahim. Anwar mengatakan adanya unsur fitnah dan juga jahat dalam tudingan kasus yang diberikan. Tuduhan tersebut dikatakan bahwa berasal dari mereka para aktor politik yang secara sengaja menggunakan jalur hukum untuk menjatuhkan Anwar Ibrahim.
Bahkan dari masyarakat Malaysia sendiri mengatakan bahwa tuduhan untuk Anwar Ibrahim yang kedua ini bertujuan untuk politik. Sehingga dapat memenjarakan Anwar Ibrahim. Dan Ibrahim tidak dapat aktif lagi dalam dunia politik. Di negara Malaysia sendiri ada beberapa media massa utusan dari negara malaysia. Namun media massa tersebut condong lebih membela kepada pemerintahan di negara malaysia. Sehingga masyarakat sendiri lebih sering membaca blog blog di internet yang cenderung lebih netral dibandingkan media massa utusan dari negara malaysia tersebut. Banyak orang berpendapat bahwa pada kasus Anwar Ibrahim yang kedua kali ini lebih sia-sia. Masyarakat lebih berharap bahwa pemerintah mementingkan Kemajuan perekonomian negara Malaysia dibandingkan kasus Anwar Ibrahim ini.